aku muak dengan neraca-neraca ini.
mengapa semua harus diukur, dinilai, dan penghargaa.
dan semua menganggapku sia-sia,
karena jalan ini terlalu curam tuk ku daki,
bukan berarti ini tak mungkin selesai.
pencapain itu memiliki arti tersendiri untkku.
mereka yang menilai ini semua cukup tak juga mengerti;
meski busa di mulutku belum mengering.
aku tahu,
terlalu banyak mata miris terhadapku.
aku tahu,
hampir semua jemu.
yang ku harap satu hati kan mengerti dan dampingi semua ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar