seperti bunga kau biarkan semuakumbang hinggap.
kau biarkan mereka menghisap madumu, meski kau tahu setelah itu mereka pergi.
kau tak pernah menghiraukan jika mereka memang ingin pergi.
ketika datang angin, kau menari. seakan merayu tuk dicumbu.
jalang!
mereka bilang kau jalang.
kau diam saja.
dan tak berbuat apa-apa, kau tahu semua akan sia-sia.
tak ada tempat untukmu membela.
salah!
mereka bilang kau salah.
seakan merekalah hakim yang nyata.
lalu air mata tertiti di batinmu, tak ada yang tahu.
kau proyeksikan senyum, palsu, tuk membuali nurani.
tertawa,dan tertawa lagi.
bahkan sesekali membalas ironi.
kalian belum pernah merasakan indahnya ini.
atau seakan menghardik dalam hati "munafik! kalian iri melihat kami. kami bahagia
dan kalian tak dapat merasakannya. seandainya kalian dapat melakukannya, seandainya tak ada
koridor dogma yang membuat semua terkesan tabu kalian pasti akan seperti kami. kamilah sesungguhnya kamilah eradaban tertingidengan toleransi yang kami miliki"
atau bahkan kalian mencoba membuat belati tuk menyayat hati yang lain.
hanya karena kalian tak terima di sebut jalang. kalian rengkuh sang kekasih, dan tersenyum miris pada yang tertinggal.
HAHAHAHA...
aku hanya bisa "tertawa"
atau sesekali menggelengkan kepala.
tak ada yang salah pada mulanya.
itu pendapatku.
hanya karena sebongkah perhatian yang hilang, lalu semua menyebut kalian jalang, karena kalian ingin mendapatkannya; lagi, lebih.
lalu sakit hati. kalian lakukan lagi, ingin lebih lagi...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar