aku lebih senang kau tusuk aku dengan belati yang ku beri waktu itu.
kau kuliti jiwaku, atau kau tumbuk dengan palu angkuhmu. aku rela, sungguh! aku rela.
mengapa kau masih mempertanyakan itu, tak cukupkan semua pertemuan ini tuk membuktikan?!
atau kau memang telah lama membatu hingga tak lagi dapat ku tembus dengan semua caraku...
aku cukup bahagia ketika aku menggadaikan tubuhku menebus lelah, hanya sekadar dapat
memastikan kau akan baik-baik saja di sana. aku jemur diriku di bawah sorat mata siang yang jalang,
atau sesekali berpancur di tengah belaian sendu malam. aku rela, sungguh! aku rela.
mengapa kau masih mempertanyakan itu, tak cukupkah semua perjumpaan kita? atau semua tak
ada beda bagimu, atau mungkin kau telah lama buta hingga tak ada lagi yang dapat kutunjukkan padamu...
dera saja terus aku dengan caramu!
terus!
aku bahagia, jika kau menikmatinya.
terus!
dera saja terus!
dera aku dengan "Mood"-mu!
terus!
aku tersenyum, jika itu membuatmu tersenyum.
lalu...
Sudah puaskah kau dera aku?!
bicaralah!
nyatakan maksudmu.
bila memang itu yang kau mau, apa dayaku.
aku hanya dapat terdiam di sini.
atau mungkin kini kau sadar?
iba-mu datang dan membuat dalih tuk membentang titik.
aku tak pernah tahu!
sejak awal perjalanan ini aku hanya dapat menduga, menduga, dan menduga,
takpernah ada kejelasan untuk semua yang telah aku lalui.
kini semua terserah padamu, aku pasrah!
terima kasih karena mengingatkanku pada-NYA, kini aku mengerti "ketentuan".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar