hei,
terlalu hinakah aku di hadapanmu?
hingga semua martabatku tak lagi berarti bagimu,
apalagi yang harus aku serahkan?
seujung jiwa terendam pasrah;
berharap bibir kuasa cuap-cuap meski mungkin hanya satu kata yang akan terucap.
MAAF,,
kusesalkan pengembaraan waktu.
hei, langit mengapa engkau begitu tega;
mencuri satu-satunya kebahagiaan yang nyaris tercipta untukku.
tertawalah!
memang aku terlalu naif.
atau bahkan munafik, menapik cahaya akhir pencarianku.
bukankah itu wajar.
bila kita terlena dan mencoba merangkainya, walau tak seutuh awal kejadian.
dan bila akhirnya fajar menyapa aku hanya ingin menitipkan pesan padanya "sampaikan pada petang tolong sampaikan maafku tuk dia"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar