tak ada kejujuran saat aku goreskan pena di lembar itu
warna fajar yang ku tuangkan di sana semu, bahkan nyaris absurd adanya
tarian jiwa tak lagi memberi nyawa carikan kertas buram sketsa rasa
baleh jadi semua tak dinamis
tak ada sistematis untuk semua yang dramatis
hingga semua habis terkikis
dan fajar itu tetap saja membisu
tak ingin membagi canda padaku
dan segumpal hasrat membeku
mungkin akan ada fajar lain yang akan terbit di langit tenggara
dan camar kembali denagn ritual penyambutannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar